Resah dan Gelisah

Sudah hampir2 bulan semenjak post terakhir. Emang sangat jarang ya gw update di tempat ini. Tapi mungkin kedepan akan lebih sering gw update, ya walaupun sampe sekarang cuma gw sendiri sih yang baca tulisan ini. Masih belum tumbuh keberanian buat nge-share hal yang tertulis di sini ke khalayak luas di luar sana. Bahkan untuk orang terdekat pun belum.

Ya di skip dlu untuk curhatan tadi. Ada keresahan yang gw rasakan saat ini. Sebenernya keresahan ini udah ada semenjak gw ngobrol-ngobrol dengan temen-temen sebaya yang sudah mulai masuk usia tua. Bermula dari obrolan ringan dan gw mulai iseng-iseng buat tanya soal dunia karier mereka. Ya maklum gk semua dari temen-temen gw punya ekonomi yang mumpuni, jadi ya mungkin jawaban mereka sekenanya aja. Y sekedar yang penting bisa kerja dan ya udah belum ada mimpi-mimpi gila yang keluar dari kepala mereka. Dan ya sudah skip skip skip obrolan selesai tanpa ada sesuatu yang berfaedah yang di hasilkan karena kayanya mereka kurang tertarik buat ngobrolin hal tersebut.

Setelah obrolan itu gw mulai berfikir, ya mungkin karier belum jadi prioritas utama mereka. Namun ada hal yang janggal disini. Kok gw merasa temen" gw masih berpikir untuk melakukan sesuatu yang menyenangkan ya? Y gak salah sih, cuma gini lo, persaingan dunia kerja tu semakin berat dan saingan kita gk cuma orang-orang lokal aja. Terima kasih globalisasi yang membuat persaingan semakin berat, karena orang luar negera kita juga ikut bersaing. Ya makin berat kan....

Semakin hari hal ini makin bikin gw resah. Terlebih setelah gw dapet magang, gw melihat sedikit banyak stratifikasi sosial, dari orang lokal yang bekerja sebagai staf dan Tenaga Kerja Asing (kita sebut TKA) yang punya posisi lebih strategis. Memang kebetulan perusahaan yg jadi tempat magang gw bukan berasal dari Indonesia. Jadi banyak posisi strategis yang diisi oleh orang-orang kepercayaan. Y tapi ya ini hal yang sangat lucu. Kita jadi bawahan di negara sendiri. Duh ini kya penjajahan versi halus wkwkwkwkwkwk.

Gw sadar, anak muda, jiwa muda, emang bebas. Kita bertanggung jawab sama diri kita sendiri, dan kita bisa ngelakuin apa aja yang kita mau. Tapi, gw takut dan semakin takut untuk bersenang-senang ketika gw sadar mungkin sepuluh sampai dua puluh tahun ke depan gw tidak bisa bahagia di negara gw sendiri karena posisi-posisi yang bagus sudah di kuasai sama orang-orang dari negara lain. Mungkin obrolan ini gk akan menarik untuk di bicarakan namun ini akan jadi reminder buat orang yang baca, bahwa kita masih belum bisa bebas, kesenangan cuma bayang-bayang belaka. Mungkin ini dampaknya belum dirasakan namun cepat atau lambat akan terasa. Lalu sebaiknya kita gimana?

-Catatan Seorang Pribadi-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Re(Solusi) 2019

Pilihan Sederhana

Perjalanan Baru